Jumat, 17 Juni 2011

Michelle Yeoh, Tomorrow Never Dies

Terkadang kecelakaan mengakhiri keingian yang begitu didamba sejak lama, lalu menyisakan pilihan yang sulit : menekuni yang ada, kendati tak begitu disukai. Pengalaman Michelle Yeoh salah satunya. 

Nama asli perempuan kelahiran Ipoh, Malaysia ini Yeoh Choo Kheng. Pada masa kecil ia bercita cita menjadi ballerina. Sayang ketika usia menginjak 16 tahun, ia mengalami kecelakaan yang membuat karier nya berantakan, karena ia mengalami cidera tulang belakang cukup serius. Setelahnya, ia harus mengubur sedalamnya cita citanya menjadi ballerina dan menekuni studinya dibidang hukum.

Sambil belajar, pada 1983 ia mencoba pemilihan Miss Malaysia. Ternyata ia terpilih menjadi pemenang. Keberhasilan tak berhenti disitu. Ia kemudian diajak membintangi film layar lebar. Bahkan bintang film Hong Kong yang terkenal, Jackie Chan tertarik mengajaknya bermain film bersama.

Michelle Yeoh telah bermain dibeberapa film besar produksi Hong Kong. Bahkan ia juga terlibat dalam film Holywood besar seperti serial James Bond (Tomorrow Never Dies) bersama Pierce Brosnan. Dan Michelle merupakan salah satu bintang Asia yang diperhitungkan dipercaturan film dunia, termasuk Holywood.

Mungkin tanpa kecelakaan itu ia tak punya kesempatan untuk mengexploitasi bakat lainnya didunia akting. Ternyata ketika satu bakat terhambat ia bisa merajut bakat lain yang lebih baik. Selalu ada kesempatan untuk orang yang mau maju. Tomorrow Never Dies, yang merupakan salah satu judul film sekaligus slogan motivasi dirinya.
Pelajaran dan pengalaman berharga didapat dari kegagalan,
bukan sekedar dari kesuksesan
Kenikmatan sukses didapat ketika berhasil mengatasi 
setiap kegagalan yang dihadapi
- Andrie Wongso

R. M Williams, Dari Alam Liar ke Pengusaha

Reginald Murray Williams dilahirkan pada 1908. Ia tumbuh besar di pedesaan Australia Selatan tanpa listrik dan air bersih. Ia meninggalkan rumahnya diutara Adelaide pada usia 15 tahun. Dia pergi ke pedalaman dan hidup bersama orang Aborigin dan belajar bagaimana bisa bertahan hidup di alam liar. Saat dia kembali ia sudah menjadi seorang yang ahli di alam liar. Namun untuk hidup ia harus kerja serabutan. Mulai menjadi penjaga pos penjualan ternak, sampai bekerja sebagai penunggang unta untuk mengantarkan para misionaris melakukan perjalanan jauh di padang pasir Australia. Ia menikah di Adelaide. Setelah mempunyai anak dia malah membawa keluarganya hidup di kampung. Disanalah ia bertemu dengan seseorang yang mengajarinya membuat tali kekang dari kulit kwalitas terbaik, sadel beban untuk penunggang kuda dan sepatu bot. 

Saat depresi besar melanda Australia, William yang saat itu sudah memiliki enam anak merasa kesulitan menghadapi hidup. Ia bingung bagaimana mencari uang dan menghidupi keluarganya. Tak ada pilihan selain memanfaatkan keahlian yang ia miliki dan apa yang bisa ia lakukan.

Ketika anaknya sakit ia membawa beberapa kerajinan kulit seperti sepatu dan sadel kuda dan menjualnya kepada tuan tanah Sir Sidney Kidman di Adelaide untuk biaya pengobatan. Kidman ternyata tertarik dan menyukai karya karyanya. Lama lama pesanan dari si tuan tanah makin banyak. Tingginya permintaan menerbitkan keyakinannya bahwa jika ia berjualan sepatu, tentu bisa laku. Karena tak memiliki modal, maka ia menawarkan jasa pembuatan sepatu dengan syarat si pemesan membayar uang di muka. Untuk menjaring pemesan ia menerbitkan iklan di koran lokal The Cronicle.

Ternyata jasanya laku. Sepatu botnya pun terkenal hingga kini. Namun karena ia tak bisa mengelola perusahaannya, The RM Williams Company, kini perusahaan itu dikuasai pihak lain. Ia sendiri menjadi pengusaha dibidang lain, mulai dari pertambangan emas, hingga properti dan peternakan. Ia juga menerbitkan majalah petualangan untuk memenuhi hasrat para petualang seperti dirinya, dan sejumlah bisnis lainnya. Kekayaannya saat meninggal pada 2003 mencapai 300 juta Dollar Australia. Nilai yang jauh dari cukup jika melihat awal usahanya yang bermodal keahlian semata. Itulah bukti, tak punya pilihan ternyata justru membuatnya jadi pengusaha kaya. Kuncinya, William menekuni usahanya dengan sepenuh hati.

Action is the foundational key to all success
- Pablo Picasso
Life is what happens while you are busy making other plans
- John Lennon

Selasa, 07 Juni 2011

Think Big, Start Small, Move Fast 
- S. D. Darmono
Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab. Yakni, orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak, dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berfikir
- W. A. Nance