Selasa, 31 Mei 2011

Fokus dan pantang menyerah adalah dua alat terbaik untuk memungut hikmah hikmah yang dititipkan Tuhan melalui berbagai cobaan dan hambatan
- Hindra Gunawan

Jumat, 27 Mei 2011

An Ounce of Action Is More Valuable Than a Ton of Theory 
- Friedrich Engl

LIFE IS NOT THEORY
BUT
LIFE IS ACTION

Rob Rama Rambini, Demi Ibu Tak Takut Badai

Seorang Indonesia yang bertempat tinggal di Amerika Serikat, Rob Rama Rambini, 53. Suatu kali ketika ia membaca ada seorang gadis kecil yang berlayar sendiri. Timbul gagasannya untuk mencoba juga. Jika anak kecil saja bisa, mengapa dirinya yang pria dewasa tidak?

Rob Rama Rambini
Niat itu sudah muncul beberapa tahun lalu, namun baru terealisasi tahun ini setelah ia lebih mahir berlayar sendiri. Hal positiv yang memotivasi dirinya adalah rindu pada sang ibu yang sudah 30 tahun tak berjumpa karena mengembara. Tentu saja hanya orang berani yang mau melakukannya, karena beliau sendiri harus menempuh perjalanan hampir setahun lamanya. 

Mei 2010 Rob memulai perjalanannya dengan menggunakan kapal kecil miliknya, KONA dari California menuju  Bali. Di Pulau Dewatalah ibunya tinggal. Sedangkan KONA hanyalah kapal kecil dengan panjang 12 meter. "Sebenarnya kapal saya terlalu kecil untuk perjalanan jauh. Tetapi saya ingin menemui ibu saya" ujarnya saat dikutip Media Indonesia

Rute yang ditempuh Rob terbilang ganas. Ia memulai perjalanannya dari Oakland, California, pada 8 Mei 2010. Kemudian menyebrang menuju San Fransisco. Dari kota inilah beliau menembus samudra besar. Hantaman ombak besar menerjangnya tiga hari lepas jangkar dari San Fransisco. Badai besar sempat merobek layarnya. Karena layar yang robek, perjalanan San Fransisco - Hawaii ditempuh dalam dua bulan yang seharusnya ditempuh hanya beberapa hari. Ia sempat berfikir, kembali ke San Fransisco untuk mengganti layar atau tetap melanjutkan sampai menemukan daratan didepan sana. Akhirnya ia sampai di Hawaii dan mengganti layarnya yang robek. Kemudian ia berlayar menuju Kepulauan Solomon, kemudian Vanuatu hingga sampainya di Port Moresby di Papua Nugini lima bulan kemudian. 

Ia berangkat dari Port Moresby pada 12 November 2010 dan tiba di Bali pada 3 April 2011. Total perjalanan dari California ke Port Moresby memakan waktu 10 bulan 27 hari. Perjalanan yang fanomenal dan   jauh itu membuat Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) memberikan penghargaan sebagai orang Indonesia pertama yang mengarungi samudra seorang diri. 

Ketika tiba di Pelabuhan Serambi Mariana Benoa, Denpasara, Bali, Rob yang bernama asli Mahindra Wondowisastro disambut Direktur Jendral Pemasaran Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar. Menurut Sapta, apa yang dilakukan Rob menggambarkan bangsa Indonesia sebagai pelaut yang ulung. Rob juga menggambarkan semangat bangsa ini yang luar biasa. Selain jarak yang sangat jauh, badai yang menerjang tak menghalanginya tuk terus berlayar menghapus rindu pada sang bunda. Tekad yang kuat dan keberanian yang luar biasa menghilangkan rasa takut berlayar sendiri menempuh 10000 km itu. Rekor Muri hanyalah satu imbalan positif yang diberinya. Hal lain yang pantas diberikan adalah kebanggaan dan pembuktian bahwa bangsa Indonesia adalah pelaut ulung.